Udang putih
(litopenaeus vannamei) ternyata mempunyai potensi yang sangat besar
karena selain tahan penyakit dan pertumbuhannya cepat juga peluang
pasarnya sangat terbuka lebar,
Tak heran, salah satu jenis udang
introduksi itu sangat diminati oleh petambak di daerah Lamurukung Kabupaten Bone
H.Huseng, salah seorang petambak di daerah Lamurukung Kec Tellu Siattinge Kab.Bone , mengatakan,
udang putih atau udang vanamei (litopenaeus vannamei) tahan berbagai
serangan penyakit. Tidak seperti udang tiger ( Sitto ) yang rawang dengan berbagai penyakit, memeliharanya juga sangat memerlukan ketelitian, tentang pemeriksaan dan penjagaan air sangat ketat , tidak harusmenunggu airnya keruh atau berwarna tapi harus juga memperhatikan cuaca dan keadaan air pasang pada waktu itu apa perlu diberi obat atau hanya putar kincir.
Selain tahan penyakit, katanya, udang putih
memiliki keunggulan yakni pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan
100-110 hari), sintasan (tingkat kelulusan hidup) selama pemeliharaan
tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3), sehingga modal
petambak cukup rendah.
Menurutnya, pengembangan udang putih masih bisa dilakukan dengan
cara tradisional dengan memanfaatkan lahan tambak yang ada. Selain itu
kawasan Pesisir Teluk Bone potensial dikembangkan jenis udang tersebut karena
proses pengeringan lahan mudah dilakukan pada saat musim kemarau.
PT. SAU ( Sulawesi Agro Utama ) yang telah lama membiarkan lahannya, kini para warga disekitar berebut menyewa lahan tersebut sepetak dua bahkan ada yang menyewa sampai sepuluh petak dan mencoba memelihara udang putih yang kini jadi popular dikalangan para petani tambak di desa Lamurukung Kecatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
Sementara itu H.Sufi petambak lain di dusun CeppiE Desa Nagauleng Kecamatan Cenrana Kab.Bone yang sekaligus juga adalah pengusaha Udang dan Cango-Cango ( Rumput Laut tambak ) mengatakan
revitalisasi lahan tambak di Pesisir Teluk Bone terus meningkat. Hal itu diharapkan
akan meningkatkan produksi sehingga dapat memenuhi permintaan pasar.
Ia
mengharapkan lingkungan di lokasi tambak dapat dijaga kebersihannya dan
terhindar dari polusi sehingga budidaya udang akan tetap bisa bertahan.
Jelasnya, potensi pasar untuk udang vanamei masih terbuka, karena
sangat diminati oleh konsumen. baik dalam negeri maupun manca negara
Sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa pengusaha asal Lamurukung dan Cenrana ,Mereke selalu membawa langsung ke kawasan industri makassar untuk di export .
Desa Lamuru dimana sebagian lahan tambaknya yang pernah dikelola oleh PT.SAU ( Sulawesi Agro Utama ) milik Ibu TIEN SUHARTO sekitar tahun 1990 hingga 1998 pernah mendapat predikat tertinggi lahan tambak di Indonesia dan hingga sekarang setelah perusahaan tersebut berhenti , kini giliran penduduk setempat yang mengelolahnya namun hanya sebatas kemampuannya, dikarenakan tak memiliki modal besar
Melalui blog ini jika ada yang berminat menjadi Investor kelahan tersebut anda bisa langsung mengecel TKP yang berada di jalan Pajalele Desa Lamurukung Kecamatan Tellu Siattinge Kabuaten Bone Sulawesi Selatan Indonesia. Karena Lahan tersebut sudah kembali normal sebagaimana telah dibuktikan oleh penduduk setempat yang menyewa lahan tersebut sebanyak Rp.500.000 per enam bulan dan mereka berhasil.
Mahmud H Huseng
Rabu, 12 Juni 2013
Udang Tambak Putih Jenis Kaddoro di Lamurukung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar