Pelabuhan Bansalae Siwa adalah salah satu pelabuhan yang berada di Kabupaten Wajo Propinsi Sulawesi Selatan. Pelabuhan ini memiliki dermaga untuk kapal ferry, permasalah yang ada pada pelabuhan ini adalah semakin sering kapal-kapal bersandar dan membongkar muatannya, diantaranya yaitu kapal ferry dan kapal penumpang berukuran kecil atau kapal cepat sedangkan fasilitas dermaga kurang memadai. Sehingga dermaga terapung tipe ponton merupakan solusi pemecahan pada kondisi saat ini.
Perhubungan merupakan unsur yang sangat penting peranan dalam menunjang peklasanaan pembangunan, khususnya pengembangan sektor ekonomi,sosial kemasyarakatan,serta mendukung kelancaran jalur transportasi dan distribusi hasil burrii dari daerah satu ke daeah laiinya. Keberadaan transportasi darat tersedia cukup lancar dan niudah diakses khususnya menghubungkan wilayah Kabupaten Wajo dengan Wilayah kabupaten lainnya, bahkan pelosok desapun bukanlah masalah untuk di jangkau.
Transportasi laut berupa Kapal kayu ukuran sedang, kapal fiber dan kapal feri juga tersedia yang menghubungkan Kabupaten Wajo dengan Provinsi Sualawesi Tenggara, dimana pelabuhannya di bangun di Bangsalae siwa kecamatan Pitumpanua . Tahun 2009 jumlah penumpang yang melalui pelabuhan ini sekitar 147.834 orang, selain pelabuhan di Siwa juga terdapat dermaga kecil di jalang kecamatan Takkalalla. Dengan adanya pelabuhan/dermaga ini maka di butuhkan investasi perudangan dan Cool Storage serta pembangunan Fasilitas dermaga / pelabuhan yang lebih lengkap.
Perumahan Attakkae
Adalah Perumahan adat Attakkae terdapat di pinggiran Danau Lampulung, kelurahan
Attakkae Kecamatan Tempe sekitar 3km sebelah Timur kota Sengkang pada
Tahun 1995. Kawasan ini merupakan gambaran sebuah perkampungan Bugis
dimana terdapat duplikat rumah tradisional yang di himpun dari berbagai
kecamatan sehingga kawasan ini representatif sebagai tempat pelaksaan
pameran, seminar dan antraksi budaya permainan rakyat.
Wajo adalah salah satu kabupaten di Sulawesi
Selatan yang terkenal sebagai daerah penghasil kain sutra Bugis yang
cukup potensial. Di daerah ini terdapat sekitar 4.982 orang perajin gedokan
dengan jumlah produksi sekitar 99.640 sarung per tahun dan perajin
Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) berjumlah 227 orangdengan produksi
sekitar 1.589.000 meter kain sutra pertahun. Khusus untuk pemintal
benang sutra sebanyak 91 orang, sedangkan 301 kepala keluarga bergerak
dibidang penanaman murbei dan pemeliharaan ulat sutra dengan produksi
4.250 kilogram benang pertahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar