Rabu, 12 Juni 2013

Pelabuhan Bangsalae Siwa Kab Wajo

Kota Siwa adalah kota tua yang sudah berabad lamanya. Ia pernah bergabung dengan Kerajaan Luwuk (Palopo) kemudian diambil alih oleh Kerajaan Wajo di bawah pemerintahan Aroeng Matoa Wajo awal abad ke20 yaitu Karaeng Mangeppe, Ishaka Manggabarani. Arung Dulung pertama di Kota Siwa, Pitumpanua ialah Karaeng Bella, Petta Kangkung. Kota ini telah berkembang pesat karena hasil buminya yang cukup kuat yaitu cengkeh dan coklat serta empang udang. Mercu tanda kota ini ialah sebuah Pondok Psanteren yang tersergam indah yang diberi nama Pondok Psanteren Al-Mubarak, Kelurahan Tobarakka. Lembaga Pendidikan Islam ini didirikan oleh tokoh masyarakat Pitumpanua yang dikendalikan langsung oleh Andre Gurutta Haji Ambo Dalle bersama muridnya Andre Gurutta Haji Andi Syamsul Bahri. Di samping itu, pelabuhan BansalaE merupakan andalan transportasi laut yang menghubungkan dengan Sulawesi Tenggara dan Indonesia bahagian timur. Kota Siwa akan memiliki pasar raya permanen sebagai pusat perekonomian moderen masyarakat Pitumpanua. 
 Pelabuhan Bansalae Siwa adalah salah satu pelabuhan yang berada di Kabupaten Wajo Propinsi Sulawesi Selatan. Pelabuhan ini memiliki dermaga untuk kapal ferry, permasalah  yang ada pada pelabuhan ini adalah semakin sering kapal-kapal bersandar dan membongkar muatannya, diantaranya yaitu kapal ferry dan kapal penumpang berukuran kecil atau kapal cepat sedangkan fasilitas dermaga kurang memadai. Sehingga dermaga terapung tipe ponton merupakan solusi pemecahan pada kondisi saat ini.
Perhubungan merupakan unsur yang sangat penting peranan dalam menunjang peklasanaan pembangunan, khususnya pengembangan sektor ekonomi,sosial kemasyarakatan,serta mendukung kelancaran jalur transportasi dan distribusi hasil burrii dari daerah satu ke daeah laiinya. Keberadaan transportasi darat tersedia cukup lancar dan niudah diakses khususnya menghubungkan wilayah Kabupaten Wajo dengan Wilayah kabupaten lainnya, bahkan pelosok desapun bukanlah masalah untuk di jangkau.
Transportasi laut berupa Kapal kayu ukuran sedang, kapal fiber dan kapal feri juga tersedia yang menghubungkan Kabupaten Wajo dengan Provinsi Sualawesi Tenggara, dimana pelabuhannya di bangun di Bangsalae siwa kecamatan Pitumpanua . Tahun 2009 jumlah penumpang yang melalui pelabuhan ini sekitar 147.834 orang, selain pelabuhan di Siwa juga terdapat dermaga kecil di jalang kecamatan Takkalalla. Dengan adanya pelabuhan/dermaga ini maka di butuhkan investasi perudangan dan Cool Storage serta pembangunan Fasilitas dermaga / pelabuhan yang lebih lengkap.

Perumahan Attakkae  
Adalah Perumahan adat Attakkae terdapat di pinggiran Danau Lampulung, kelurahan Attakkae Kecamatan Tempe sekitar 3km sebelah Timur kota Sengkang pada Tahun 1995. Kawasan ini merupakan gambaran sebuah perkampungan Bugis dimana terdapat duplikat rumah tradisional yang di himpun dari berbagai kecamatan sehingga kawasan ini representatif sebagai tempat pelaksaan pameran, seminar dan antraksi budaya permainan rakyat. 
Wajo adalah salah  satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai daerah penghasil kain  sutra Bugis yang cukup potensial. Di daerah ini terdapat sekitar 4.982 orang  perajin gedokan dengan jumlah produksi sekitar 99.640 sarung per tahun  dan perajin Alat Tenun Bukan Mesin  (ATBM) berjumlah 227 orangdengan produksi sekitar 1.589.000 meter kain sutra  pertahun. Khusus untuk pemintal benang sutra sebanyak 91 orang, sedangkan 301  kepala keluarga bergerak dibidang penanaman murbei dan pemeliharaan ulat sutra  dengan produksi 4.250 kilogram benang pertahun. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar